Home > Gizi > Gizi Seimbang Bagi Bayi

Gizi Seimbang Bagi Bayi

Mar 20, 2009 Comments Off on Gizi Seimbang Bagi Bayi by lusa

Prinsip Gizi Seimbang Bagi Bayi

Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan / pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil / menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.

Macam-Macam Makanan Bayi

Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu: ASI (Air Susu Ibu) dan MPASI (Makanan Pendamping ASI).

ASI (Air Susu Ibu)

Makanan yang paling baik untuk bayi segera lahir adalah ASI. ASI mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan sebagainya.

Manfaat ASI

ASI mempunyai manfaat yang luar biasa bagi bayi dan ibu menyusui. Keluarga dan Negara juga memperoleh manfaat dari ASI.

Manfaat ASI bagi Ibu
  1. Aspek kesehatan ibu
    Isapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi uterus dan mencegah terjadi perdarahan post partum. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan post partum mengurangi prevalensi anemia zat besi. Selain itu, mengurangi angka kejadian karsinoma mammae.
  2. Aspek keluarga berencana
    Merupakan KB alami, sehingga dapat menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian, rerata jarak kehamilan pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11 bulan.
  3. Aspek psikologis
    Ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya karena dapat menyusui.
Manfaat ASI bagi Bayi
  1. Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi
    Mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral serta vitamin.
  2. Mengandung zat protektif
    Terdapat zat protektif berupa laktobasilus bifidus,laktoferin, lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan alergi.
  3. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan
    Sewaktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan manfaat untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan rasa aman dan kasih sayang.
  4. Menyebabkan pertumbuhan yang baik
    Bayi yang mendapat ASI akan mengalami kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi obesitas.
  5. Mengurangi kejadian karies dentis
    Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan gigi menjadi asam sehingga merusak gigi.
  6. Mengurangi kejadian maloklusi
    Penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.
Manfaat ASI bagi Keluarga
  1. Aspek ekonomi
    ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang sakit sehingga dapat mengurangi biaya berobat.
  2. Aspek psikologis
    Kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga bertambah dan mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
  3. Aspek kemudahan
    Menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan dimana saja dan kapan saja serta tidak merepotkan orang lain.
Manfaat ASI bagi Negara
  1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.
    Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta angka kesakitan dan kematian menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, seperti diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan bagian bawah.
  2. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
    Dengan adanya rawat gabung maka akan memperpendek lama rawat inap ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya perawatan anak sakit.
  3. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula.
    ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan akan menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar untuk membeli susu formula.
  4. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
    Anak yang dapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

Komposisi ASI

Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

  1. Kolustrum
    ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir.
  2. ASI transisi
    ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke sepuluh.
  3. ASI mature
    ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan seterusnya.
Tabel 1. Komposisi Kandungan ASI
KandunganKolustrumTransisiASI mature
Energi (kg kal)57,063,065,0
Laktosa (gr/100 ml)6,56,77,0
Lemak (gr/100 ml)2,93,63,8
Protein (gr/100 ml)1,1950,9651,324
Mineral (gr/100 ml)0,30,30,2
Immunoglubin
Ig A (mg/100ml)
Ig G (mg/100 ml)
Ig M (mg/100 ml)

335,9
5,9
17,1




119,6
2,9
2,9
Lisosin (mg/100 ml)14,2-16,424,3-27,5
Laktoferin420-520420-520

Sumber : Pelatihan Manajemen Laktasi, RSCM, 1989.

Kecukupan ASI

Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari :

  1. Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir 2 minggu setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10 %.
  2. Kurve pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat badan pada triwulan ke 1: 150-250 gr setiap minggu, triwulan ke 2 : 500-600 gr setiap bulan, triwulan ke 3 : 350-450 gr setiap bulan, triwulan ke 4 :250-350 gr setiap bulan atau berat badan naik 2 kali lipat berat badan waktu lahir pada umur 4-5 bulan dan 3 kali lipat pada umur satu tahun.
  3. Bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.
  4. Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tertidur.
  5. Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui.

MPASI (Makanan Pendamping ASI)

Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.

Jenis MPASI

Jenis MPASI diantaranya:

  1. Buah-buahan yang dihaluskan / dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang Ambon, pepaya, jeruk, tomat.
  2. Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.
  3. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng / karton / sachet.

Tujuan Pemberian MPASI

Tujuan pemberian makanan tambahan pendamping ASI adalah :

  1. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.
  2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk.
  3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
  4. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI:

  1. Perhatikan kebersihan alat makan.
  2. Membuat makanan secukupnya.
  3. Berikan makanan dengan sebaik-baiknya.
  4. Buat variasi makanan.
  5. Ajak makan bersama anggota keluarga lain.
  6. Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan.
  7. Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.

Cara Pengelolaan Makanan Bayi

Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang diperlukan makanan pendamping ASI.

Tabel 2. Definisi Pemberian Makanan Bayi
Pemberian ASI Eksklusif
(Exclusive breastfeeding)
Bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau minuman lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan mineral dan ASI yang diperas.
Pemberian ASI Predominan
(Predominant breastfeeding)
Selain mendapat ASI, bayi juga diberi sedikit air minum, atau minuman cair lain, misal air teh.
Pemberian ASI Penuh
(Full breastfeeding)
Bayi mendapat salah satu ASI eksklusif atau ASI predominan.
Pemberian Susu Botol
(Bottle feeding)
Cara pemberian makan bayi dengan susu apa saja, termasuk juga ASI diperas dengan botol.
Pemberian ASI Parsial
(Artificial feeding)
Sebagian menyusui dan sebagian lagi susu buatan/ formula atau sereal atau makanan lain.
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) tepat waktu
(Timely complementary feeding)
Memberikan bayi makanan lain disamping ASI ketika waktunya tepat yaitu mulai 6 bulan.
Tabel 3. Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi
Mulai menyusuiDalam waktu 30-60 menit setelah melahirkan.
Menyusui eksklusifUmur 0-6 bulan pertama.
Makanan pendamping ASI (MPASI)Mulai diberikan pada umur antara 4-6 bulan (umur yang tepat bervariasi, atau bila menunjukkan kesiapan neurologis dan neuromuskuler).
Berikan MPASIPada semua bayi yang telah berumur lebih dari 6 bulan.
Teruskan pemberian ASISampai anak berumur 2 tahun atau lebih.
Tabel 4. Jadwal Pemberian Makanan pada Bayi
UmurMacam makananPemberian selama 24 jam
1-2 mingguASI atau
Formula adaptasi
Sesuka bayi
6-7 kali 90 ml
3 mg s/d 3 bulanASI atau
Formula adaptasi
Sesuka bayi
6 kali 100-150 ml
3 bulanASI atau
Formula adaptasi
Jus buah
Sesuka bayi
5 kali 180 ml
1-2 kali 50-75 ml
4-5 bulanASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Jus buah
Sesuka bayi
4 kali 180 ml
1 x 40-50 g bubuk
1 kali 50-100 ml
6 bulanASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Jus buah
Sesuka bayi
3 kali 180-200 ml
2 x 40-50 g bubuk
1 kali 50-100 ml
7-12 bulanASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Nasi tim
Jus buah
Sesuka bayi
2 kali 200-250 ml
2x 40- 50 g bubuk
1 x 40-50 g bubuk
1-2 kali 50-100 ml

Sumber: Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, 2000

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Makanan pada Bayi

Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat berhasil dengan baik adalah sebagai berikut :

  1. Kerjasama ibu dan anak.
    Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan sendiri. Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah marah merupakan suatu kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.
  2. Memulai pemberian makan sedini mungkin.
    Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.
  3. Mengatur sendiri.
    Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.
  4. Peran ayah dan anggota keluarga lain.
  5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.
  6. Umur.
  7. Berat badan.
  8. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).
  9. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.
  10. Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan).

Pengaruh Status Gizi Seimbang bagi Bayi

Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh adalah masukan makanan (diet), sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani dan keadaan kesehatan. Pemberian makanan yang berkualitas dan kuantitasnya baik menunjang tumbuh kembang, sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat/ terbebas dari penyakit.

Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk pertumbuhan badan, karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan anak. Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau dengan menggunakan KMS. Daerah diatas garis merah dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda, hijau tua, hijau muda dan kuning. Setiap pita mempunyai nilai 5 % perubahan baku. Diatas kurve 100 % adalah status gizi lebih. Diatas 80 % sampai dengan batas 100 % adalah status gizi normal, yang digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.

Dampak Kelebihan dan Kekurangan Gizi pada Bayi

Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat esensial sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Pemberian makanan yang kelebihan akan energi mengakibatkan obesitas, sedang kelebihan zat gizi esensial dalam jangka waktu lama akan menimbulkan penimbunan zat gizi tersebut dan menjadi racun bagi tubuh. Misalnya hipervitaminosis A, hipervitaminosis D dan hiperkalemi.

Sebaliknya kekurangan energi dalam jangka waktu lama berakibat menghambat pertumbuhan dan mengurangi cadangan energi dalam tubuh sehingga terjadi marasmus (gizi kurang/ buruk). Kekurangan zat esensial mengakibatkan defisiensi zat gizi tersebut. Misalnya xeroftalmia (kekurangan vit.A), Rakhitis (kekurangan vit.D).

Kata Kunci

gizi pada bayi, gizi seimbang bagi bayi, gizi bayi, gizi seimbang pada bayi, gizi seimbang untuk bayi, gizi seimbang bagi balita, gizi untuk bayi, gizi seimbang pada balita, gizi pada balita, kebutuhan gizi pada bayi, gizi seimbang bayi, foto bayi, gizi seimbang untuk balita, bayi, prinsip gizi bagi bayi, kebutuhan gizi bayi, gizi balita, makalah gizi pada bayi, nutrisi pada bayi, makalah gizi seimbang bagi bayi, kelebihan gizi, kebutuhan gizi balita, prinsip gizi pada bayi, tujuan pemberian nutrisi pada bayi, gizi bagi balita.

Gizi
© LUSA.web.id   |   Share :  
lusa

About the author

Pengajar dan pendidik aktif di perguruan tinggi di Yogyakarta dan Surakarta. Selain itu, juga seorang praktisi kesehatan di Yogyakarta. Menghabiskan waktu luang berkumpul bersama keluarga (suami & anak) serta menulis di lusa.web.id.
Comments are closed.