Dismenore Berdasarkan Ada Tidaknya Kelainan atau Sebab yang Dapat Diamati
Dismenore Primer
Pengertian
Dismenore primer adalah nyeri haid yang terjadi tanpa adanya kelainan ginekologik yang nyata. Dismenore primer terjadi sesudah menarche (12 bulan atau lebih) dikarenakan siklus menstruasi bersifat anovulatoir yang tidak disertai nyeri. Rasa nyeri timbul sebelum atau bersama-sama haid dan berlangsung beberapa jam. Sifat nyeri yang dirasakan seperti kejang yang berjangkit-jangkit, terjadi pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang dan paha. Gejala lain yang menyertai nyeri antara lain rasa mual, muntah, sakit kepala dan diare (Hanafiah, 1997).
Patofisiologi
Mekanisme terjadinya nyeri pada dismenore primer adalah sebagai berikut:
Korpus luteum akan mengalami regresi apabila tidak terjadi kehamilan. Hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar progesteron dan mengakibatkan labilisasi membran lisosom, sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel endometrium dan menghasilkan asam arakhidonat. Asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam arakhidonat dan menghasilkan prostaglandin PGE2 dan PGF2 alfa. Wanita dengan dismenore primer didapatkan adanya peningkatan kadar PGE dan PGF2 alfa di dalam darahnya, yang merangsang miometrium. Akibatnya terjadi peningkatan kontraksi dan disritmi uterus, sehingga terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan mengakibatkan iskemia. Prostaglandin sendiri dan endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi, selanjutnya menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung saraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia (Sunaryo, 1989).
Etiologi
Faktor yang menyebabkan dismenore primer antara lain:
- Faktor kejiwaan.
- Faktor konstitusi.
- Faktor obstruksi kanallis servikalis.
- Faktor endokrin.
- Faktor alergi.
- Faktor neurologis.
- Vasopresin.
- Leukotren.
Faktor Kejiwaan
Wanita mempunyai emosional yang tidak stabil, sehingga mudah mengalami dismenore primer. Faktor kejiwaan, bersamaan dengan dismenore akan menimbulkan gangguan tidur (insomnia).
Faktor Konstitusi
Faktor konstitusi berhubungan dengan faktor kejiwaan yang dapat menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Faktor konstitusi antara lain: anemia, penyakit menahun dan sebagainya.
Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis
Teori tertua menyatakan bahwa dismenore primer disebabkan oleh stenosis kanalis servikalis, akan tetapi sekarang sudah tidak lagi. Mioma submukosum bertangkai polip endometrium dapat menyebabkan dismenore karena otot-otot uterus berkontraksi kuat untuk mengeluarkan kelainan tersebut.
Faktor Endokrin
Kejang pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 alfa yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin F2 alfa berlebih akan dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain dismenorea, dijumpai pula efek umum, seperti diare, nausea, dan muntah.
Faktor Alergi
Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antara dismenore primer dengan urtikaria, migren atau asma bronkial.
Faktor Neurologis
Uterus dipersyarafi oleh sistem oleh sistem syaraf otonom yang terdiri dari syaraf simpatis dan parasimpatis. Jeffcoate mengemukakan bahwa dismenorea ditimbulkan oleh ketidakseimbangan pengendalian sistem syaraf otonom terhadap miometrium. Pada keadaan ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh syaraf simpatis sehingga serabut-serabut sirkuler pada istmus dan ostium uteri internum menjadi hipertonik.
Vasopresin
Kadar vasopresin pada wanita dismenorea primer sangat tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa dismenorea. Pemberian vasopresin pada saat menstruasi menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus, menurunnya aliran darah pada uterus, dan menimbulkan nyeri. Namun, hingga kini peranan pasti vasopresin dalam mekanisme terjadinya dismenorea masih belum jelas.
Leukotren
Helsa (1992), mengemukakan bahwa leukotren meningkatkan sensitivitas serabut nyeri pada uterus. Leukotren dalam jumlah besar ditemukan dalam uterus wanita dengan dismenorea primer yang tidak memberi respon terhadap pemberian antagonis prostaglandin.
Penanganan
Penanganan dismenore primer antara lain dengan:
- Obat-obatan.
- Rileksasi.
- Hipnoterapi.
- Alternatif.
Obat-Obatan
Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi nyeri haid antara lain: analgetika, hormonal, anti prostaglandin.
Analgetika
Analgetika digunakan untuk mengurangi nyeri. Jenis analgetika untuk nyeri ringan antara lain: aspirin, asetaminofen, propofiksen. Sedangkan jenis analgetika untuk nyeri berat antara lain: prometazin, oksikodon, butalbital.
Hormonal
Pengobatan hormonal untuk meredakan dismenore, dan lebih tepat diberikan pada wanita yang ingin menggunakan alat KB berupa pil. Jenis hormon yang diberikan progestin, pil kontrasepsi (estrogen rendah dan progesteron tinggi). Pemberian pil dari hari 5-25 siklus haid dengan dosis 5-10 mg/hari. Progesteron diberikan pada hari ke 16 sampai ke 25 siklus haid, setelah keluhan nyeri berkurang.
Anti Prostaglandin
Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) yang menghambat produksi dan kerja prostaglandin digunakan untuk mengatasi dismenore primer. NSAIDs tidak boleh diberikan pada wanita hamil, penderita dengan gangguan saluran pencernaan, asma dan alergi terhadap jenis obat anti prostaglandin.
Rileksasi
Pada kondisi rileks tubuh akan menghentikan produksi hormon adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat stress. Karena hormon seks esterogen dan progesteron serta hormon stres adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang sama. Ketika kita mengurangi stres maka mengurangi produksi kedua hormon seks tersebut. Jadi, perlunya rileksasi untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memproduksi hormon yang penting untuk mendapatkan haid yang bebas dari nyeri.
Hipnoterapi
Hipnoterapi adalah metode mengubah pola pikir negatif menjadi positif. Hal ini dilakukan dengan memunculkan pikiran bawah sadar agar permasalahan dapat diketahui dengan tepat.
Alternatif
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri haid antara lain:
- Suhu panas (bantal pemanas, kompres, minum minuman hangat, mandi air hangat).
- Tidur dan istirahat cukup.
- Olahraga teratur.
- Visualisasi konsentrasi.
- Aroma terapi.
- Pijatan.
- Mendengarkan musik, membaca buku maupun menonton film.
- Mengurangi konsumsi kopi.
- Tidak merokok maupun minum alkohol.
- Mengurangi konsumsi garam dan memperbanyak minum air putih.
- Mengkonsumsi makanan tinggi kalsium.
- Memperbanyak konsumsi buah dan sayuran.
- Tumbuhan obat (daun sadewa, mawar, teki, dan sebagainya).
Dismenore Sekunder
Pengertian
Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disebabkan oleh penyakit, gangguan atau kelainan di dalam maupun di luar rahim. Nyeri pada dismenore sekunder dimulai sejak 1-2 minggu sebelum menstruasi dan terus berlangsung beberapa hari setelah menstruasi.
Penyebab
Penyebab dismenore sekunder antara lain:
- Benjolan yang menyebabkan perdarahan.
- Rahim yang terbalik.
- Peradangan selaput lendir rahim.
- Pemakaian kontrasepsi spiral/IUD.
- Endometriosis.
- Fibroid atau tumor.
- Infeksi pelvis.
Pengobatan
Pengobatan yang sering dipakai adalah golongan NSAID yaitu: aspirin, naproksen, ibuprofen, indometasin, dan asam mefenamat. Obat-obatan ini sering kali lebih efektif jika diminum sebelum timbul nyeri. Karena dismenorea jarang menyertai perdarahan tanpa ovulasi, maka pemberian kontrasepsi oral untuk menekan ovulasi juga merupakan pengobatan yang efektif.
Referensi
ahriku.wordpress.com/2010/02/08/dismenore/ diunduh 27 Mei 2010, 06:35 PM
en.wikipedia.org/wiki/Dysmenorrhea diunduh 27 Mei 2010, 02:32 PM
ipin4u.esmartstudent.com/haid.htm diunduh 27 Mei 2010, 02:20 PM
medicinenet.com/menstrual_cramps/article.htm diunduh 27 Mei 2010, 02:35 PM
qittun.blogspot.com/2008/11/konsep-dysmenorrhea.html diunduh 27 Mei 2010, 02:28 PM