Home > Askeb I (Kehamilan) > Tanda Bahaya Trimester I

Tanda Bahaya Trimester I

Sep 13, 2009 29 Comments by lusa

Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya.( Uswhaya,2009:3)

Menurut Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi / penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.

Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I meliputi:

  1. Perdarahan pervaginam
  2. Mual muntah berlebihan
  3. Sakit kepala yang hebat
  4. Penglihatan kabur
  5. Nyeri perut yang hebat
  6. Gerakan janin berkurang
  7. Bengkak pada wajah, kaki dan tangan
  8. Selaput kelopak mata pucat
  9. Demam tinggi
  10. Kejang
  11. Keluar air ketuban sebelum waktunya

Perdarahan Pervaginam

Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.

Penanganan Umum

Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan meskipun tanda–tanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan intravena. Lakukan restorasi cairan darah sesuai dengan keperluan.(Saifuddin,2002 : 18-19)

Macam–macam Perdarahan Pervaginam

  1. Abortus
  2. Kehamilan Mola

Abortus

Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 16 minggu atau sebelum plasenta selesai.
Macam–macam abortus:

  • Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa interval luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Penanganannya: lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat darurat, komplikasi berat, atau masih cukup stabil), segera upayakan stabilisasi pasien sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau merujuk), temukan dan hentikan dengan segera sumber perdarahan, lakukan pemantauan ketat tentang kondisi pasca tindakan dan perkembangan lanjutan. (Sarwono, 2001: 145)
  • Abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat–obatan mau pun alat–alat.
  • Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis) biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
  • Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan–tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
  • Abortus inkompletus (keguguran bersisa) adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan antibiotika.
  • Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) adalah: abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi. Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan antibiotika.
  • Abortus imminens (keguguran membakat) adalah keguguran membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat–obat hormonal dan anti spasmodika serta istirahat. Penanganan: tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total, jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual, jika: perdarahan berhenti lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.
  • Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika.(Mohctar, 1998 : 211–212)

Mola Hidatidosa

Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga sering kali sulit dibedakan dari kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus inkompletus, atau mioma uteri.(Sarwono, 2007 : 142)

Penanganan umum: jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evaluasi uterus, segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 40-60 tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara cepat).(Saifudin,2002:17)

Mual Muntah Berlebihan

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.

Gejalagejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.

Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit.(Sarwono, 2005:275)

Penanganan Umum

Mual muntah dapat diatasi dengan:

  1. Makan sedikit tapi sering
  2. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
  3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat.
  4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.
  5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta makanan lain.
  6. Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual
  7. Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
  8. Istirahat cukup
  9. Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu rasa mual (Curtis, 2000:28)

Komplikasi

Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainya adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah. (Rochjati, 2003:2)

Sakit Kepala Yang Hebat

Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau terbayang. Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian. (Uswhaaya, 2009: 4-5)

Penanganan Umum

  1. Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan.
  2. Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan keluarganya. (Saifuddin, 2002 : 33)

Komplikasi

Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.(Irma, 2002:4)

Penglihatan Kabur

Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.

Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.

Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah). (Uswhaaja, 2009: 5)

Penanganan Umum

  1. Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
  2. Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tanda–tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.(Saifuddin, 2002: 33)

Komplikasi

Komplikasi yang ditimbulkan antala lain kejang dan eklamsia.

Nyeri Perut Yang Hebat

Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. (Saifuddin, 2002: 98)

Penanganan Umum

  1. Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu)
  2. Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
  3. Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002: 98)

Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan ektopik; pre-eklampsia; persalinan prematur; solusio plasenta; abortus; ruptur uteri imminens (Irma,2008:7)

Gerakan Janin Berkurang

Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan.

Penanganan Umum

  1. Memberikan dukungan emosional pada ibu
  2. Menilai denyut jantung janin (DJJ): a) Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang; b) Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetoskop Doppler. (Saifuddin, 2002 : 109)

Komplikasi

Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan featal distress.

Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan

Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul mendadak dan cenderung meluas.

Oedema biasa menjadi menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia. (Uswhaaja, 2009: 5-6)

Penanganan Umum

  1. Istirahat cukup
  2. Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
  3. Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.(Hendrayani, 2009:3)

Komplikasi

Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan tanda–tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium. (Rochjati, 2003:2)

Selaput Kelopak Mata Pucat

Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel–sel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi.

Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kira–kira 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam darah). Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.

Penanganan Umum

Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup. (Curtis, 2000: 47)

Komplikasi

Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/ keguguran. (Ayurai, 2009: 4).

Demam Tinggi

Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.

Penanganan Umum

Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak, kompres untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84)

Komplikasi

Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain: sistitis (infeksi kandung kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas). (Saifuddin, 2002:86)

Kejang

Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala–gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia

Penanganan Umum

  1. Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah
  2. Bebaskan jalan nafas
  3. Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
  4. Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002:34)

Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria (Saifuddin, 2002:34)

Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya

Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.

Penanganan Umum

  1. Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
  2. Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.
  3. Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital.
  4. Mengobservasi tidak ada infeksi
  5. Mengobservasi tanda–tanda inpartu (Saifuddin, 2002: 112)

Komplikasi

  1. Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta
  2. Tanda–tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
  3. Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm (Saifuddin, 2002: 114)

Referensi

Curtis,G.B.2002. Tanya Jawab Seputar Kehamilan. Jakarta.
Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Irma. 2008. Tanda Bahaya Kehamilan. masdanang.co.cc Juni 20, 3:50 am
Kusmiyati, Y. DKK. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Jakarta
Masdanang.2008. Tanda Bahaya Kehamilan. masdanang.co.cc June 20, 2008 – 3:41 am
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC
Nurweni, 2009. Gambaran Tingkat pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Trimester I Tentang Tanda Bahaya Kehamilan di RB Citra Prasasti I Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah.
Prawirohardjo, 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Image, essentialbaby.com.au

Kata Kunci

abortus, tanda bahaya kehamilan trimester 1, tanda bahaya trimester 1, eklamsia, perdarahan pervaginam, tanda bahaya kehamilan, IUFD, tanda bahaya kehamilan trimester 2, tanda bahaya tm 1, missed abortion adalah, masalah kehamilan trimester 1, tanda bahaya trimester 2, hipermesis gravidarum, tanda bahaya kehamilan trimester 3, hiperemesis grafidarum, penglihatan kabur, perdarahan pervaginam pada masa nifas, keluhan ibu hamil trimester 1, pendarahan pervaginam, tanda-tanda bahaya kehamilan trimester 1, tanda bahaya kehamilan muda, nyeri perut yang hebat, askeb mola hidatidosa, mata pucat, askep ibu hamil trimester 1.

Askeb I (Kehamilan)
© LUSA.web.id   |   Share :  
lusa

About the author

Pengajar dan pendidik aktif di perguruan tinggi di Yogyakarta dan Surakarta. Selain itu, juga seorang praktisi kesehatan di Yogyakarta. Menghabiskan waktu luang berkumpul bersama keluarga (suami & anak) serta menulis di lusa.web.id.

29 Responses to “Tanda Bahaya Trimester I”

  1. ningrum says:

    mbak, mau nanya, kalo kita mengenal pelayanan antenatal kan ada 7T, tp sekarang yang baru katanya udah 10 T, kira2 mbak tau ga???makasihh

    • lusa says:

      @ningrum :

      Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai standar pelayanan yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).

      Pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi: anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan).

      Penerapan 10 T antara lain:
      1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
      2. Ukur tekanan darah.
      3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).
      4. Ukur tinggi fundus uteri.
      5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
      6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.
      7. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
      8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
      9. Tatalaksana kasus.
      10. Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

      Sumber: Depkes RI, 2009. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Jakarta

  2. SARI OKTAFIA says:

    sudah diterapin belum di puskesmas2 mba 10T itu,,??
    soalnya baru tau juga dah smpe 10T,, hehehe,,,,,,,,

    • lusa says:

      @SARI OKTAFIA :

      Insya Allah, program 10 T sudah diterapkan di puskesmas-puskesmas.. Tulisan ini diambil dari buku sumber “Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)”, yang diterbitkan oleh Depkes RI tahun 2009.

  3. anna says:

    mbak kasih penjelasan lanjut apa sih mbak imunisasi Tt

  4. niken says:

    mba… saya sudah 2x kehilangan bayi (IUFD) bayi yang pertama IUFD umur 14 minggu. saya langsung cek lab torch dan aca hasilnya memang tinggi di rubella igG. kemudian dokter obgyn memberikan obat anti virus dan ternyata selang waktu 4 bulan saya sudah mengandung lagi.
    tapi kemudian bayi kedua saya IUFD unur 16 minggu. Pada 2 kehamilan saya, kaki saya selalu bengkak saat menginjak umur kehamilan 3 bulan. Saya cek ureum kreatin semua hasilnya negatif. Kemudian saya cek protein urin hasilnya pun negatif dan gula darah juga normal. Yang ingin saya tanyakan Apa penyebab IUFD yang saya alami…
    terima kasih

  5. Yozi Fadli says:

    bisa diinfokan tentang 10T lebih lanjut?? klo bisa krm ke email saya

    • lusa says:

      Saudara “Yozi Fadli”, apa yang Anda tanyakan sama dengan pertanyaan “Sari Oktafia” pada artikel dan halaman ini juga..
      Bisa dibaca lebih lanjut.. Terimakasih.. :)

  6. mai says:

    mbak, saya sedang hamil 10 minggu, dalam kehamilan ini sejak minggu ke 4 mengalami flek hingga sekarang.sudah diperiksa janin berkembangbaik. apa sebetulnya yang terjadi dengan kehamilan saya?mohon dijelaskan..terima kasih.

    • lusa says:

      Dear Mai…
      Flek adalah keluarnya sedikit bercak darah dari vagina berwarna merah atau kecoklatan, dan bisa mengotori celana dalam. Sedangkan perdarahan jumlahnya lebih banyak dan lebih jelas.
      Flek saat hamil yang tidak berbahaya disebabkan oleh:
      1. Melekatnya sel telur yang sudah dibuahi ke dinding rahim,
      2. Infeksi, dikarenakan mulut rahim dan vagina menjadi lebih sensitif,
      3. Hubungan seksual, dikarenakan mulut rahim saat kehamilan menjadi lebih lunak dan “dipenuhi” pembuluh darah di dalamnya, dan
      4. Perubahan hormon.
      Apabila flek diikuti gejala lain, apalagi sampai terjadi perdarahan, maka harus waspada. Kemungkinan terjadi keguguran, blighted ovum (BO), kehamilan ektopik maupun kehamilan mola (hamil anggur).
      Maka dari itu, sebaiknya selalu waspada dan memantau kondisi kehamilan ibu. Periksa rutin dan berikan informasi yang jelas berkaitan dengan keluhan yang ibu rasakan.

  7. Pipit says:

    Ass Mba Lusa,

    Mba usia kandunganku baru sebulan, pernah suatu hari sy kecapekan sampai seperti mengalami keputihan banyak, cairannya bening, apa itu juga tanda2 bahaya dalam kehamilan di trimester 1?

    Nuwun….

    Wass……

    • lusa says:

      Wss…

      Dear mbak Pipit…

      Keputihan selama hamil dapat disebabkan karena perubahan hormonal. Keputihan yang tidak normal antara lain: jumlah banyak, berbau, gatal dan berwarna kuning/ kehijauan..

      Cukup istirahat dan makan makanan yang bergizi serta segera priksa jika ditemui keputihan yang semakin banyak dan tidak normal..

  8. valent says:

    thx ya mbak, atas ilmunya,, brmfaat bgts buat ank2 bidan,,,
    hee.. :)

    • lusa says:

      Sama-sama neng… Senang berbagi, moga bermanfaat…

      Semangath BELAJAR… Semoga sukses smua..

      Salam untuk teman-teman di Ciledug…

  9. eca says:

    ass. salam kenal ya mba..

    mba mw tannya ??

    cara paling utama tuk menangani pendarahan ketika darurat apa yg harus qt lakukan mba cz ibu q lg hamil trimester 3 tetapi jauh dari tempat medis,,,,
    yg dialami ibu q saat ni yaitu oedem pada kaki v tidak terlalu parh,,,,,
    tuk mengatasinya q harus gmna ya mba…
    mohon jwbnnya…
    makasih…

    wasalam

  10. bchan says:

    mbak, usia kehamilan saya 10 minggu. ketika usia kehamilan minggu ke4 sd 6 flek setiap hari. sya cek urin dan rhesus darah semua normal, dokter memberikan dhupaston dosis 2x sehari, folafit adan anti kram lupa saya namanya 4 shari setelah konsumsi obat tersebut flek terhenti. muncul kembali setelah kurang lebih 8 hari kemudian selama 2 hari. kemudian saya cek torch dan diberikan kembali dhupaston, folafit dan antibiotik amoxsan. flek tidak muncul lagi dan hasil tes torch semua normal dan hari ini saat usia kandungan 10 minggu 2 hari kembali terjadi flek. Sebenarnya apakah itu berbahaya, mengingat setiap cek dan usg dilihat janin dalam kondisi normal oleh dokter. kemudian saya mempunyai keluhan nyeri dan pegal dari pundak sampai pinggang, terutama tersasa sekali pada saat tidur dan saya kewalahan pada saat akan berubah posisi tidur. Mohon info dan saran-nya mbak…

    • lusa says:

      Flek adalah keluarnya sedikit bercak darah dari vagina berwarna merah atau kecoklatan, dan bisa mengotori celana dalam. Sedangkan perdarahan jumlahnya lebih banyak dan lebih jelas.
      Flek saat hamil yang tidak berbahaya disebabkan oleh:
      1. Melekatnya sel telur yang sudah dibuahi ke dinding rahim,
      2. Infeksi, dikarenakan mulut rahim dan vagina menjadi lebih sensitif,
      3. Hubungan seksual, dikarenakan mulut rahim saat kehamilan menjadi lebih lunak dan “dipenuhi” pembuluh darah di dalamnya, dan
      4. Perubahan hormon.
      Apabila flek diikuti gejala lain, apalagi sampai terjadi perdarahan, maka harus waspada. Kemungkinan terjadi keguguran, blighted ovum (BO), kehamilan ektopik maupun kehamilan mola (hamil anggur).

      Maka dari itu, sebaiknya selalu waspada dan memantau kondisi kehamilan ibu. Periksa rutin dan berikan informasi yang jelas berkaitan dengan keluhan yang ibu rasakan.

      Keluhan nyeri pinggang saat hamil disebabkan perut semakin membesar. Selain itu perubahan hormonal juga membuat sendi dan ligamen yang menempel pada tulang panggul ke tulang belakang menjadi longgar, sehingga timbul rasa sakit serta keidakstabilan bergerak.
      Cara mengatasinya keluhan nyeri pinggang saat hamil antara lain:
      1. Lakukan latihan peregangan otot-otot di punggung, kaki dan perut,
      2. Jika pekerjaan mengharuskan untuk duduk terus, maka gunakan bantal kecil untuk menyangga tulang punggung bawah. Serta usahakan untuk berjalan atau berdiri setidaknya setiap 1 jam.
      3. Sewaktu ingin mengambil barang, usahakan dari posisi membungkuk untuk mengurangi tekanan pada punggung.

      Semoga bisa membantu…

  11. rinie says:

    sore mbak…

    saya rinie,usia kehamilan saya 13 minggu,,
    saya mau tanya..kaki saya suka kram dari mulai dengkul,paha,kadang2 sama kaki juga…
    apakah ini gejala normal untuk org yg lagi hamil??
    mhn jwbnnya.

    trims sblmnya

    • lusa says:

      Kram pada kaki sering terjadi pada ibu hamil. Hal ini bisa disebabkan beberapa hal diantaranya:
      1. Kaki mengalami kelelahan dikarenakan harus menopang beban yang bertambah berat karena kehamilan,
      2. Peningkatan berat badan dan tekanan akibat kehamilan pada rahim yang menghambat/mengurangi aliran darah ke bagian bawah tubuh, dan
      3. Ibu hamil kekurangan mineral dalam tubuh, seperti kalsium, potasium dan magnesium.

      Cara mengatasi kram kaki pada saat hamil, antara lain:
      1. Luruskan kaki dan gerak-gerakkan kaki, pada saat kram,
      2. Lakukan pijatan lembut dari betis ke arah bagian bawah kaki,
      3. Hindari berdiri terlalu lama,
      4. Hindari melipat kaki sewaktu duduk,
      5. Lakukan olahraga yang aman untuk ibu hamil,
      6. Banyak minum air putih,
      7. Konsumsi makanan yang mengandung mineral yang dibutuhkan tubuh, dan
      8. Konsumsi suplemen mineral, seperti kalsium (bila perlu).

      Semoga bisa membantu…:)

  12. elisa says:

    siang mbak…

    Saya Elisa,33 tahun… hamil anak ke-3,usianya udah 2 bulan….masih aman g ya untuk hamil??
    aq sering mengalami sakit pinggang bagian belakang….tolong tips2nya untuk mengatasinya ya….

    Trims sebelumnya ya…

  13. cheri says:

    mba mau tanya penyebab bahaya hamil tua apa saja ya

    • Eka says:

      ass
      Mbak mau tanya
      Macam-macam ketidak nyamanan pada ibu hamil itu katanya ada 32 ya mbak ?
      Terus cara penanganannya gimana mbak dan dasar fisiologisnya apa mbak

      Makasih :)

  14. Resti says:

    ass. mbak kalau tanda bahaya trimester 2 nya mana?

  15. setyandi says:

    Mba…istri saya mengalami bengkak pada kaki sampai paha.sekarang wajah pun sudah mulai membengkak.umur kehamilan sudah memasuki 9bln.dari tekanan darah juga tinggi,meskipun sebelumnya rendah.penglihatan pun sudah mulai buram…apa yg sebenarnya terjadi,bagaimana penanganannya?
    terima kasih

  16. fitri says:

    putri fitri

    mbak usia kandungan saya 8 minggu..tapi kok di usg tandanya cuma
    hanya ada satu lubang saja ya?terus dari kemarin perut terasa seperti kram, bagaimana penanganannya ?
    makasih

  17. Ryanti says:

    mba… uswhaya 2009 itu .. nama bukunya apa ya? mau buat referensi KTI nih …. makasih :)

  18. dira says:

    Mbak sy mu tanya sya menikah bln januari tgl 27,tgl 9 oktober sdh melahirkn ap itu terllu cptt, bayi tdk prematur 3,2 kg, trmaksih,