Home > Ginekologi > Premenstrual Syndrome (PMS) Part 2

Premenstrual Syndrome (PMS) Part 2

Jun 22, 2010 2 Comments by lusa

Tipe
Tipe sindrom pre menstruasi menurut Dr. Guy E. Abraham (ahli kandungan dan kebidanan dari fakultas Kedokteran UCLA, AS) adalah:

  1. PMS tipe A (Anxiety).
  2. PMS tipe H (Hyperhydration).
  3. PMS tipe C (Craving).
  4. PMS tipe D (Depression).

PMS Tipe A (Anxiety)
Wanita yang mengalami sindrom pre menstruasi tipe A sekitar 80 persen. Gejalanya yang ditimbulkan antara lain rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil, depresi ringan sampai sedang sebelum mendapat haid. Gejala ini diakibatkan ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron (estrogen lebih tinggi). Penelitian lain juga mengatakan, sindrom pre menstruasi tipe A, kemungkinan kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Terapi yang dapat diberikan meliputi: pemberian hormon progesteron, banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.

PMS Tipe H (Hyperhydration)
Penderita tipe H sekitar 60 persen. Gejala yang ditimbulkan sebagai berikut: edema, perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan pada tangan dan kaki, berat badan naik sebelum haid. Pembengkakan ini terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstra sel) karena tingginya asupan garam atau gula. Terapi: pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh, mengurangi konsumsi garam dan gula, dan membatasi minum.

PMS Tipe C (craving)
Penderita sindrom pre menstruasi tipe C sekitar 40 persen. Gejala yang ditimbulkan antara lain: rasa lapar, hipoglikemia (kelelahan, jantung berdebar, kepala pusing). Hal ini akibat dari mengkonsumsi makanan yang manis, sehingga pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Penyebab lain adalah stres, diet tinggi garam, kekurangan asam lemak esensial (omega 6) ataupun magnesium.

PMS Tipe D (Depression)
Wanita yang mengalami sindrom pre menstruasi tipe D kurang lebih 20 persen. PMS tipe D terkadang muncul bersamaan dengn PMS tipe A. Gejala yang ditimbulkan antara lain: depresi, mudah menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit mengucapkan kata-kata (verbalisasi), rasa ingin bunuh diri. PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen (progesteron lebih tinggi). Sedangkan kombinasi PMS tipe D dan tipe A disebabkan oleh stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal dalam tubuh, maupun kekurangan magnesium dan vitamin B6. Terapi: memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium.

Cara Mendiagnosa Sindrom Pre Menstruasi
Alat diagnostik yang dapat membantu adalah catatan harian menstruasi, yang berisi gejala-gejala fisik dan emosi selama berbulan-bulan. Jika perubahan-perubahan yang terjadi secara konsisten sekitar ovulasi (midcycle, atau hari ke 7-10 ke dalam siklus menstruasi) dan berlangsung sampai aliran menstruasi mulai, maka PMS kemungkinan adalah diagnosis yang akurat.
Tidak ada tes laboratorium khusus untuk mendiagnosa wanita dengan PMS.

Contoh kalender pelacakan sindrom pre menstruasi

Tabel Kalender Pelacakan Prementrual Syndrome (PMS)

Kondisi yang Hampir Sama dengan Gejala PMS
Beberapa kondisi yang hampir sama meniru gejala sindrom pre menstruasi adalah:

  1. Depresi.
  2. Kecemasan.
  3. Menopause.
  4. Chronic fatigue syndrome (CFS) atau sindrom kelelahan kronis.
  5. Iritasi pada usus (IBS atau irritable bowel syndrome).
  6. Gangguan endokrin (hypothyroidsm).
  7. Penahanan air secara siklus (idiopathic edema).

Penanganan
Beberapa penanganan yang dapat digunakan untuk mengatasi sindrom pre menstruasi antara lain:

  1. Perubahan gaya hidup.
  2. Pengobatan.
  3. Terapi alternatif.

Perubahan Gaya Hidup
Langkah yang dapat merubah gaya hidup untuk mengatasi sindrom pre menstruasi antara lain:

  1. Olahraga dan aktivitas fisik secara teratur.
  2. Makan makanan bergizi (sayuran, makanan yang mengandung asam lemak esensial linoleat).
  3. Menghindari konsumsi makanan tinggi gula, tinggi garam, minuman alkohol, kopi, minuman bersoda.
  4. Konsumsi vitamin B kompleks (vitamin B6), vitamin E, kalsium, magnesium dan omega 6.
  5. Istirahat cukup.
  6. Menghindari dan mengatasi stres (dengan pijat, relaksasi, curhat pada teman, menulis).
  7. Mengurangi atau menghindari rokok.
  8. Menjaga berat badan.
  9. Mencatat siklus haid dan mengenali gejala PMS.

Pengobatan
Pengobatan yang diberikan untuk mengatasi sindrom pre menstruasi antara lain:

  1. Diuretika (untuk mengatasi retensi cairan atau edema pada kaki dan tangan).
  2. Hormon progesteron dosis kecil (dilakukan selama 8-10 hari sebelum haid, untuk mengimbangi kelebihan estrogen).
  3. Analgetik (untuk meringankan gejala fisik, seperti kram, sakit kepala, sakit punggung dan nyeri payudara).
  4. Pil KB (untuk menghentikan ovulasi, meratakan fluktuasi-fluktuasi hormon ovari).
  5. Ovarian suppressors (untuk menekan produksi hormon indung telur).
  6. Anti depresan (untuk mengatsi gangguan suasana hati yang berhubungan dengan PMS).

Terapi Alternatif
Terapi alternatif dilakukan dengan pemberian vitamin dan mineral yang bertujuan untuk meringankan gejala sindrom pre menstrusi, antara lain:

  1. Asam folat (400 mikrogram).
  2. Kalsium dengan vitamin D (usia 9-18 tahun, 1300 miligram/hari; usia 19-50 tahun, 1000 miligram/hari; 51 tahun ke atas, 1200 miligram/hari).
  3. Magnesium (400 miligram).
  4. Vitamin B6 (50-100 miligram).
  5. Vitamin E (400 unit internasional).

Referensi
Aguspathy. 2008. Menstruasi. aguspathy.blogspot.com/2008/09/menstruasi.html diunduh 8 Juni 2010, 08:47 AM
Maulana, R. 2008. Hubungan Karakteristik Wanita Usia Produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di Poli Obstetri dan Gynekology RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Proposal penelitian. razimaulana.files.wordpress.com/2008/12/pms.doc diunduh 8 juni 2010, 09:16 AM
totalkesehatananda.com/pms1.html diunduh 8 Juni 2010, 09:17 AM wikipedia.org/wiki/Sindrom_pramenstruasi diunduh 8 Juni 2010, 08:35 AM
womenshealth.gov/faq/premenstrual-syndrome.cfm diunduh 8 Juni 2010, 08:43 AM

Kata Kunci

ginekologi, pengertian ginekologi, premenstruasi sindrom, sindrom premenstrual, pengertian pms, istilah ginekologi, diuretika, analgetika.

Ginekologi
© LUSA.web.id   |   Share :  
lusa

About the author

Pengajar dan pendidik aktif di perguruan tinggi di Yogyakarta dan Surakarta. Selain itu, juga seorang praktisi kesehatan di Yogyakarta. Menghabiskan waktu luang berkumpul bersama keluarga (suami & anak) serta menulis di lusa.web.id.

2 Responses to “Premenstrual Syndrome (PMS) Part 2”

  1. Melinda says:

    Bgmn ngatasi’a . ?????